Entahlah. gak ngerti persisnya apa yang saya rasakan.
Ingin pergi, tapi begitu akan melangkah tiba-tiba enggan langsung datang.
Menengok lagi. Dem, Mimpi itu indah banget. Kalau saya tinggal, jelas banget mimpi itu pun ikut pergi. Mimpi itu sudah tervisualisasikan dengan kuat rasa-rasanya.

Orang itu, orang yang saya harapkan bisa mensejajarkan langkahnya bersama saya apa iya dia masih punya mimpi yang sama. Kalau ditanya jawabnya cuma diam. Saya pun benar-benar tidak bisa mendefinisikan diamnya. Saya bukan mama Loren yang punya six sense. Ah..cuma angkat bahu kan.

Lalu gimana ?, Ada yang bilang kalau kita nyari yang terbaik gak akan pernah ada habisnya. Tapi...kalau masih bisa jadi yang terbaik, kenapa harus cukup puas dengan apa adanya ?. Jadi ? Ah..lagi-lagi saya angkat bahu. Beginilah kalau otak sedang berperang dengan hati.



kaki mencatat : gambar dari ngubek-ngubek mbah google.



*narik nafas, angkat bahu, moodynya kumat*

Lunax Free Premium Blogger™ template by Introblogger